Temanku.
Sudahkah kau dengar, begitu banyak yang telah berubah. Bahkan mimpi pun tidak lagi sama. Beberapa telah menjadi nyata, beberapa diantaranya bertahan menjadi hiasan bantal. Beberapa kisah bertahan begitu lama, mungkin selamanya. Sementara beberapa lainnya, berakhir diantara air mata dan kecewa.
Apakah sampai kabarnya ketempatmu berada, beberapa kejadian tentang kebodohan zaman. Tentang beberapa kawan yang menjemput mautnya bersama penyesalan. Atau cerita indah tentang mereka yang membangun hidup baru dengan penuh suka cita..kau, salah satunya.
Temanku,
Coba runtutkan kejadian tentang lalu. Kita sebut itu ingatan. Kita biasa mengangkat buku-buku cerita dan berbicara tentang baju, sepatu, makanan, lagu-lagu my chemical romance dan sheila on 7, atau hidup yang tak sesuai dengan apa yang kita mau. Kita biasa berbicara apa saja, sampai bertahun-tahun berikutnya pun, kita masih saja berbicara. Bertukar cerita.
Temanku yang jauh disana,
Bagaimana kau mengisi waktumu? Apa dengan mengalami kejatuhan, atau Tuhan masih saja memperlakukanmu sebagai gadis manisnya. Memberimu hidup yang minim drama. Semoga apapun itu, kita, kau dan aku, bukan lagi bagian dari pecundang yang membuang waktu untuk menangisi dendam dan sesal. Bukan bagian dari mereka yang tertahan di sehari sebelumnya, di waktu-waktu yang telah dilewati dengan kesalahan. Semoga tidak lagi.
Tidak saat ini dan nanti.
Temanku,
Diantara malam, diantara ruang yang tercipta antara antara kau dan aku, aku selipkan doa. Untukmu saja, untuk hari tuamu yang menunggu disana. Selipkan doa untuk kebahagiaan yang masih terdiam menunggu saatnya.
Berdoalah tentang hidup. Semoga hari-harimu bisa kau lalui bersama orang-orang teristimewa. Semoga tahun-tahunmu kau habiskan melakukan sesuatu yang membuatmu tersenyum, setipis apapun itu.
Berdoalah tentang mati. Semoga ketika dia menjemputmu, semoga ketika dia menjemput orang-orang disekitarmu, tidak akan ada penyesalan tentang tindakan yang sudah, ataupun belum sempat kau lakukan.
Berdoalah tentang keikhlasan. Semoga tanpa embel-embel Tuhan, kau bisa percaya, semua yang terjadi diatur berdasarkan rentetan waktu.
Setelahnya, tepuk bantalmu, dan ingat saja tentang aku. Tentang masa muda yang biasa kita habiskan dengan membagi tawa dan semuanya. Kemudian tidurlah dalam senyum, ucapkan selamat malam kepada bantal yang setia memberimu sandaran.
Dan bermimpilah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar