Kebanyakan teman-teman bilang saya mempunyai ekspresi yang datar.
Teman kampus bilang saya ini tanpa ekspresi.
Senior bilang saya ini berwajah nge-blank.
Ibu saya bilang, ketika waktu kecil, saya jarang nangis, jarang rewel, jarang
ketawa, anteng-anteng aja bawaannya.
Dua orang teman di komunitas baru saya, bilang saya cewek aneh.
Tetangga saya bilang saya sombong, jarang senyum.
Dulu pas jaman SMA malah ada seorang teman yang nyeletuk “Dasar autis..,”
dan kemudian dia berlalu pergi.
Dan beruntung sekali ketika seminar kemaren, penguji malah
bilang “Dia ini pintar banget manajemen ekspresi, ditanya macam-macam,
dikerasin, ekspresinya sama aja kayak waktu sebelum ujian,”
...
...
-_-
Semua tanggapan orang-orang yang pernah berinteraksi dengan saya rata-rata
lead to the same thing that I’m a weirdo and have a ‘flat’ expression.
Padahal sumpah, saya ini jujur bersikap apa adanya dan saya merasa bertingkah seperti orang kebanyakan (menurut saya sih) tentu aja yang nilai saya sendiri itu orang lain, tapi toh kebanyakan dari mereka hanya menilai saya setengah-setengah, dan selama saya meyakini hal tersebut, jujur saya gak memikirkan banget tentang bagaimana orang menjudge saya aneh. Tapi pikiran saya gak sejalan sama tangan. Sekarang tangan saya udah gatel pengen ngetik postingan tentang hal ini. Hal bagaimana saya dianggap, bagaimana orang-orang berpendapat tentang saya, dan bagaimana hal ini bisa terjadi. Semua akan saya kupas (emang jeruk dikupas -_-)
Beginilah saya memulai analisa. Berawal dari mengikuti tes
kepribadian, dan setelah menjawab seluruh pertanyaan, maka hasil yang saya
dapatkan adalah, saya seseorang yang mempunyai kepribadian ISTP (Introverted,
Sensing, Thinking, Perceiving). Introvert 100% -_- , Sensing 53%, Thinking 63%,
dan Perceiving 53%.
Di artikel tersebut, orang-orang ISTP ini mempunyai banyak akal dan mampu memutuskan sendiri tindakan yang perlu
dilakukan dalam menghadapi masalah. Karena kepercayaannya pada hal yang
logis membuat mereka menjadi seorang realis yang sering menjadi sumber
informasi dan fakta untuk hal-hal yang mereka pahami dengan baik. Seorang ISTP
senang dengan kesibukan dan melakukan hal-hal yang baru. Karena kepribadiannya yang introvert, mereka biasanya pendiam, senang
menyendiri, menjaga jarak dan pemalu kecuali dengan teman baiknya. Karena
pendiam dan kebiasaannya menyendiri, orang-orang di sekitarnya sering
menganggap mereka sebagai antisosial dan dingin. Mereka juga sering menyimpan
suatu hal untuk diri sendiri, bahkan untuk hal yang paling penting sekalipun.
Karena kebutuhannya akan tantangan sering membuat seorang ISTP menjadi sembrono
dan cepat bosan.
Saya emang cenderung tidak terbiasa untuk curhat mengenai apapun,
masalah apapun, sedang dalam kondisi apapun. Entah kenapa, bukannya gak mau
(katanya kan dengan curhat setidaknya bisa mengurangi beban) tapi saya emang
gak bisa dan gak terbiasa. Sebelum curhat pada orang lain, saya kebanyakan
mikir dulu, apa sih pentingnya masalah saya ini sama orang itu, saya bakalan
ngerepotin orang lain gak ya, dan banyak lagi pikiran2 lain yang sukses bikin
saya menelan sendiri permasalahan yang saya hadapi. Walaupun banyak sekali
orang-orang yang menjadikan saya tong sampah atas permasalahan mereka, saya
tetep gak bisa, plus, gak tau gimana caranya untuk memulai curhat.
Nah, karena saya cenderung menyimpan di dalam hati tentang apa yang
saya rasakan selama bertahun-tahun, ternyata juga berdampak pada ekspresi dan
cara saya menanggapi suatu hal. Mungkin sulit bagi orang lain untuk mengerti
bagaimana kondisi saya. Ketika dalam becandaan, seorang teman yang saya rasa
becandaannya sudah agak kelewatan, tapi teman tersebut bersikap santai saja
karena ibaratnya ekspresi saya tidak mencerminkan bagaimana kondisi hati saya
pada saat itu. (dan pernah pada suatu kasus, ketika ekspresi marah saya gak
nyampe dan gak dipahami oleh seorang teman sebut, maka tangan saya lah yang
berbicara. Bhahahak.. saya timpuk mukanya pake sendal. Ini serius :D ).
Di
ekspresi datar tersebut pun saya juga ingin mengklarifikasi bahwa, dalam kedataran
saya tidak serta merta berisi ke-blank-an semata. Saya gak pernah blank. Saya ini
observer, suka sekali mengamati dan berpikir misalnya kenapa orang tersebut
bisa bertingkah seperti itu, kenapa kejadian ini bisa terjadi, blablabla, dan
itu jarang saya diskusikan atau saya utarakan sama teman2 saya. Jadi ketika
saya asyik berdiskusi dengan pikiran saya sendiri, tiba-tiba enak aja ada orang
yang bilang saya lagi ngelamun. (dan dalam hati saya menekankan kepada diri saya sendiri bahwa saya gak akan menilai orang setengah-setengah!)
Lalu mengenai sikap autis, aneh, dan sebangsanya, saya ingin bilang
bahwa, MAU DIAPAIN LAGI KEPRIBADIAN SAYA EMANG BEGITU. Serius deh saya udah
berusaha untuk senormal mungkin. Lagian pengertian autis aneh dan sebagainya
itu kan relatif. Lagian saya harus gimana biar dibilang normal? Apa saya harus
membohongi diri sendiri dulu untuk memuaskan orang lain dengan merespon semua
hal dengan apa yang mereka ingin dengar? Contohnya kondisi kayak gini:
KASUS 1
Saya: Menu berbuka kamu apa?
Teman: Saya gak puasa, (padahal cowok, dan Islam. Saya tau dia
bercanda)
Saya: Lagi mens ya?
....
Dan si teman ini gak lagi bls sms saya.
Klarifikasi: Emangnya ada yang salah sama pernyataan saya barusan? Haha
emang saya niatnya bercanda, tapi menurut saya bercandaan mengenai hal tersebut
dengan cowok bukan suatu kekurang ajaran atau hal yang pantas untuk dimalukan,
kan? Toh itu sudah kata-kata yang lazim. Di tipi aja banyak, bahkan sambil
nonggeng-nonggengin pantat di tempat tidur (Revalina: anti kerut, anti bocor). Itu
hal yang lazim banget kan? Kalo saya ngerespon dengan "Iiih.. kamu kok gak puasa sih, ntar dihukum Tuhan loh.." sumpah itu bukan saya banget. -_-
KASUS 2
Teman: kamu sakit yaa
Saya: iya nih.. flu..
Teman: cepat sembuh ya
Saya: mau tau warna ingus saya?
Teman: dasar aneh
Klarifikasi: Dimanaaa letak anehnya? Saya cuman nanya kayak gitu doang
biar kita lebih akrab dan saya kira lelucon kayak gitu gak usah ditanggapin
serius dengan bilang orang lain aneh. Cukup tanggapi aja lelucon orang dengan lelucon yang lebih aneh lagi. Ngerti?
KASUS 3
Di SMS
Teman: Saya sakit
Saya: sakit apa?
Teman: flu.. mau tau rasa ingus saya? (si teman ini udah mulai
terbiasa bergaul ala saya)
Saya: Asinn pastinyaaa...
Teman: Baru kali ini saya bertemu wanita aneh seperti kamu, ingus aja
mau ngerasain *merenung
Klarifikasi: GUWWEH INI CUMAN MELANJUTKAN CANDAAN ELOHH -_-
5 komentar:
Ini memang benar adanya :)))
hahaha diatas saya adalah salah satu orang yang bisa nanggapin komen2 aneh saya dengan komen yang lebih aneh lagi >.<
Sumpah gaya nulis sama lu sama benget kaya gw. Berantakan ga jelas -_-
Benerr banget saya salah satunya.. :))
Saya juga introvert dan Saya bangga
Posting Komentar