namun ini hampa. tak lagi ada yang terasa.
Dan kini, kulewati kau, menuju pada hitam. gelapnya sang malam. sungguh, ia lebih membuatku nyaman. ku lewati kau, hanya demi damainya bintang yang terang ketika hitam datang. ku lewati kau, dengan seluruh dan segenap kebejatan diri. dan aku tak tau, apakah nanti akan datang birunya pagi, yang terang, sebuah permulaan dari kau, yang nantinya akan lebih, lebih membuatku nyaman, dan membuatku melewati si hitam? Entah.
Kau, jingga yang terang, berjuang dengan segenap diri untuk tetap indah dalam waktu yang singkat. aku, sungguh pernah merasakan bahagianya bersamamu. aku pun tak menganggap hitamnya malam itu buruk. sungguh, ia hanya pengemis sinar. dan kau, lebih benderang darinya. seharusnya, aku tetap duduk bersamamu.
namun, kini tak lagi sama.
kulewati kau, jingga.