Minggu, 21 November 2010

Figuran


Aku duduk meringkuk di salah satu kursi di kamarku yang dingin. Sebuah ruangan yang paling aku sukai semenjak aku kecil. Kursi yang aku duduki berwarna coklat tua, dengan bentuk yang sederhana. Di depanku, jendela seluas dinding yang membentang terburamkan oleh hujan yang deras.

Kamar ini tidak sepenuhnya hampa, dan itulah kenapa aku suka tempat seperti ini. Ada kursi, ada meja, ada lampu yang berusaha untuk menggantikan surya. Komik-komik dan beragam buku yang dijejer rapi. Mereka adalah figuran.

Aku figuran. Itulah aku, tapi bukan dalam kisahku. Aku kira aku figuran, dalam sebuah kisah.
Dari sini aku melihat seorang lelaki bercakap berbicara memenuhi monitor komputer. Ia berbicara tentang aku. Tentang kehidupanku, tentang umur ke dua puluh ku, dan tentang kami. Aku ingin menghampirinya, tetapi aku urungkan. Mungkin dia ingin diberikan kesempatan berbicara, padaku tanpa aku sela, pikirku.

Ada banyak masa dalam kehidupan kita yang singkat ini, ketika bunga-bunga terlihat lebih cantik dari biasanya. Ketika segala sesuatunya berjalan seperti semestinya. Ketika senyum seolah tak bisa pudar dari wajah, ketika kita bersama tentunya, dan ketika hujan turun. Aku suka hujan. Mungkin dia juga begitu.

Aku figuran. bukan dalam kisahku, tapi di kisahnya. Aku figuran yang berusaha membuat dia bahagia. Iya, aku akan berusaha. Bahagianya, bahagiaku. Akan selalu begitu :)

Masa-masa itu adalah masa yang sungguh menggembirakan. Mungkin ini yang disebut bahagia? Mungkin iya.

Seperti halnya saat ini. Aku kira ia sedang bahagia. Dan semoga ia bahagia. Lelaki itu masih saja berbicara, dan aku tetap duduk di kursi coklatku. Aku tidak bergeming, tetap memperhatikannya, dengan senyum, tentu saja.


Sabtu, 20 November 2010

Ini aku!


Aku anak yang biasa-biasa saja. aku terlahir tanpa cacat fisik, dan aku bersyukur akan hal itu. Aku seorang anak tunggal. Aku tidak mengingkari kalau kehidupan anak tunggal itu menyenangkan. Aku dilimpahi kasih sayang yang begitu besar dari orang tua, segala perhatian berlebih yang aku dapat membuat aku sedikit manja. Aku menyadarinya ketika aku belajar untuk memikirkan masa depan. Bahkan aku bisa mengatakan bahwa aku belum siap untuk menjajaki langkah lepas kanak-kanak. Langkahku masih gamang. Aku menyadari semua itu.
Aku selalu sendiri. Aku sudah terbiasa ditinggal sehari-hari karena kedua orangtuaku bekerja. Ketika kecil sebagai anak tunggal, dirumah aku hanya mempunyai beberapa teman bermain. Bahkan aku lebih banyak bermain sendiri dengan boneka Kucing yang dibelikan oleh Mama. Dari dulu aku suka menulis kejadian yang setiap harinya aku alami. Aku menyalurkan kekontraanku melalui tulisan. aku juga banyak bermain dengan buku-buku cerita bergambar yang dulu banyak sekali dibelikan untukku. Walaupun sudah berulang kali ku baca, tetap saja ketika itu aku tidak pernah merasa bosan. Cukup untuk merasa tidak bosan. tapi aku ingin bermain dengan benda hidup. Aku ingin teman. Dan hingga sampailah akhirnya ketika aku merasa takut ditinggalkan oleh teman-temanku yang hanya seberapa. Aku selalu mengalah, selalu memberikan apa yang mereka inginkan. Selalu mengiyakan apa yang mereka mau. Aku tidak pernah bersikap kontra terhadap mereka walaupun itu bertentangan dalam hatiku yang sebenarnya. Aku selalu bersikap ramah kepada mereka walaupun telah berulang kali mereka menjahili aku. Itu semua karena aku terlalu takut. Takut untuk merasa kehilangan, takut untuk sendiri, dan takut untuk menerima perlakuan buruk dari mereka.
Rupanya hal tersebut berdampak besar pada hidupku 10 tahun mendatang. Semua hal yang telah aku alami ketika kecil membuat aku tidak bijaksana dalam usia proses pendewasaan. Aku tumbuh menjadi seseorang yang penakut, gamang, tidak mempunyai percaya diri, dan egois. Aku tidak biasa susah. Aku tidak biasa memikirkan masalah, apapun itu walaupun masalah kecil sekalipun, aku terbiasa mengabaikannya. Aku sangat tidak bertanggung jawab.
Banyak orang yang masuk kedalam kehidupanku, lalu mereka keluar lagi karena merasa tidak nyaman berteman denganku. Selama ini aku merasa aku hanya memanfaatkan mereka saja. aku mau berteman dengan mereka karena aku tidak ingin sendiri. Aku terlalu memikirkan diriku sendiri. Aku tidak pernah memikirkan apa yang mereka mau dari sebuah hubungan pertemanan yang kami jalin. Aku tidak pernah memberikan umpan balik terhadap apa yang telah mereka berikan padaku. Praktisnya, semua orang yang pernah berteman dekat denganku akhirnya menjauhiku. Mulai dari Si A, R, U, R, N, F, bahkan teman dekatku yang sekarang, N, sudah berulang kali aku sakiti karena kebodohanku sendiri. Aku hanya mengambil untung dari sebuah pertemanan. Namun N sangat sabar. Aku sangat berterimakasih pada si N karena sabar menghadapi tingkah ku yang masih seperti anak kecil. Berterima kasih sudah mengajarkan padaku arti hidup dan cita-cita. Dan aku juga berterima kasih padanya yang telah berusaha menyemangatiku dalam segala hal. Selalu memberiku nyawa cadangan ketika aku hampir mati berdiri ketika presentasi di depan kelas, selalu memberiku kata-kata penyemangat ketika aku menyerah, ia begitu tulus. Aku pun menyadari bahwa hidup ini tidak mudah. Aku harus mendaki dulu untuk mencapai puncak. Aku harus berenang untuk sampai ke tempat yang aku inginkan. Tidak ada yang bisa didapat dengan mudah di dunia ini. Hingga akhirnya aku mencoba memasuki dunia yang asing bagiku. dunia itu telah memberikan begitu banyak pelajaran penting yang aku butuhkan. Aku belajar tanggung jawab, aku belajar mengeluarkan isi pikiranku sendiri secara lisan. Aku belajar untuk berani. Aku yakin aku juga bisa membanggakan orang tuaku. Aku mulai berfikir bahwa anak tunggal bukanlah sebuah status yang hanya diliputi oleh kehidupan yang menyenangkan, tetapi aku juga mengemban harapan dan cita-cita dari orangtua sebagai anak mereka satu-satunya. Aku harus berhasil. aku akan berjuang sampai tiba masanya tanganku ini tidak lagi bergemetar hebat ketika berdiri di depan orang banyak. 


contoh tulisan ketika kesadaran diri saya muncul.
tahun 2008.

Selasa, 16 November 2010

Eji Kecil dan Kucing Remaja

Waktu itu aku 3 tahun. Rambutku berkepang dua, diberi poni.
Aku suka kucing.
Dulu kucingku tidak bernama. Tapi ketika aku bilang "Pus!" dia datang menghampiriku sambil mengeong mengusap tengkuknya ke kakiku. Jadi namanya pus.
Di tanganku sudah tergenggam dua buah tempe goreng buatan mandeh.
Lalu dengan rasa kona'ah dan jiwa kasih sayang, aku menyuapkan tempe tersebut kepada kucing remaja tadi.
Kucing remaja kemudian melahapnya dengan senang hati.
Aku baik ya..

kemudian tangan aku digigitnya.
Dasar kucing garong! Hus cek!

Senin, 08 November 2010

Cara Membuat Susu Formula untuk Anak Kucing

Bagi anda yang mempunyai anak kucing malang yang diterlantarkan oleh induknya, yang masih kecil, imut dan membutuhkan tetekkan puting susu ibunya, ........................



pastilah anda sangat kebingungan menghadapinya karena ia tidak mau minum susu buatan yang anda buat. Tidak perlu panik, tidak perlu cemas! Jijiniez hadir ditengah-tengah anda dengan solusi cerdas cendikia!

Ternyata, tahukah anda, kenapa anak kucing tersebut tidak mau meminum susu formula buatan anda? Jawabannya adalah, karena anda buka induknya, tentunya! Selain itu anda juga tidak mempunyai enam tetek. Dan yang lebih penting lagi, susu formula yang anda buat, tidak sama dengan susu yang ada di tetek induk kucing.

Tahukah anda, kalau kucing tidak mempunyai enzim untuk mengurai laktosa (susu formula yang anda buat biasanya berasal dari susu sapi. air susu sapi yang pemakan rumput memiliki nilai gizi yang berbeda dengan air susu kucing yang pemakan daging). Kalau susu formula yang dibuat langsung diberikan begitu saja, bisa merusak perut kucing dan adakalanya tidak diminum. Sedangkan jenis gula pada tetek induk kucing adalah glukosa yang mudah dicerna anak kucing.
Ingin tau cara membuat susu untuk anak kucing? Inilah dia solusi cerdas ala jiji_niez!
1. Cairkan susu bubuk untuk bayi manusia sampai dua kali lipat dengan air panas
2. Hangatkan lagi dengan suhu tubuh normal kita 38'C
4. Berikan pada anak kucing.

Setelah itu, anak kucing yang anda pelihara dengan lahap menyunyut susu formula yang anda beri.
Nb: coba masukkan susu tersebut ke 6 buah dot, letakkan berderet di perut kamu. Niscaya anak-anak kucing akan lebih bersemangat lagi untuk menyunyut.


Selamat mencoba! :)

Senin, 01 November 2010

Aku Boneka

Aku boneka gadis berkepang pirang. 
Aku dimiliki oleh seorang manusia perhatian. 
Aku diberi makan kapas.
Banyak kapas.
Aku dibelikan baju berenda-renda merah jambu.
Sepasang kakiku diberi sepatu balet biru.
Aku diberi pita kuning penghias kepangku. 
Aku selalu diberi. Aku selalu di pilihkan.
Aku tidak diperkenankan memilih sendiri warna yang aku mau
Aku dibelikan baju berenda-renda merah jambu walaupun aku ingin yang jingga.
Sepasang kakiku diberi sepatu balet biru walaupun aku ingin yang hijau.
Aku diberi pita kuning penghias kepangku walaupun aku ingin yang cokelat.
Aku tidak dibolehkan memilih.
Katanya, aku cuma boneka.
Mereka pikir aku tak tau apa yang terbaik untuk tubuh kapasku.
Suatu kali aku meminta topi putih,
Namun mereka malah memilihkan warna hitam untukku.
Aku memberontak.
Aku ingin yang putih.
Aku sangat menyukai topi putih.
Dia mengerti aku.
Dia selalu melindungi aku.
Dan mereka tetap memberiku topi hitam.


Kadang,
walaupun sesekali,
aku ingin memilih.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails