Sabtu, 15 Januari 2011

Tidakkah mereka... Tidak.

Apakah saya masih tidak layak untuk diberikan kebebasan memilih? 
Saya, seorang  anak. Berumur 20 tahun. 20. Dua puluh. Apakah saya masih belum bisa diberi kepercayaan? Dua puluh. Apakah saya dianggap masih dangkal dan labil? Oh, jika mereka melihat sedikit keluar sana, menjulurkan mata dan pikiran mereka, ke anak-anak yang berumur 20 di luar sana. Mereka akan melihat. Mereka akan tau, bahwa mereka memiliki anak yang pantas diberi kepercayaan.


Tidakkah mereka melihat, anak-anak disana, yang berumur 20 tahun. Dua puluh. Mempunyai mata yang tidak bersinar, dan tidak berminat untuk mengejar masa depan yang lebih baik?
Tidakkah mereka melihat anak-anak disana, yang berumur dua puluh tahun. Dua Puluh. Begitu leluasanya meninggalkan rumah pada malam hari demi segelas alkohol?
Tidakkah mereka melihat anak-anak disana, yang berumur dua puluh tahun. Dua Puluh. Meninggalkan rumah pada siang hari hanya untuk memberikan uang pada penjaja fashion untuk mendapatkan berkantong-kantong topeng? Ah. maksudku, pakaian?
Tidakkah mereka melihat anak-anak disana yang berumur dua puluh tahun. Dua Puluh. Begitu leluasanya menggerayangi tubuh pasangannya, dan menganggap mereka berhak memiliki tubuh tersebut, seperti anjing, memiliki nafsu yang besar, dan tidak bisa mengontrol? 

Seperti itukah aku, wahai orang-orang yang menyayangiku? Aku. 20 tahun. 20. Dua puluh. Dua puluh tahun kita bersama. Tidakkah mereka tau seperti apa aku. Seperti apa pemikiranku. Seharusnya mereka tau, bahwa aku, anak dua puluh tahun, sudah bisa berpikiran dewasa. Berpikiran lebih baik, dari mereka, anak-anak yang berumur dua puluh tahun lainnya.


Aku tidak mereka. Aku membuat langkah untuk masa depanku.
Aku tidak mereka. Aku lebih berdiam di rumah.
Aku tidak mereka. Aku lebih memilih buku daripada topeng, ah... maksudku pakaian.
Aku tidak mereka. Aku menyayangi dan menghargai kekasihku, yang menyayangi dan menghargai aku.

Tidakkah mereka tau, bahwa aku, layak untuk mendapatkan kepercayaan dari mereka? 
Tidakkah mereka tau, bahwa aku, anak dua puluh tahun, berhak untuk memilih seperti apa masa depanku?
Tidakkah mereka tau, bahwa aku, punya otak, untuk berfikir, dan mempertimbangkan manakah hal yang terbaik untuk aku, dan mereka?
Tidakkah mereka tau, bahwa aku, telah lama memendam, mempurukkan, dan menumpukkan pilihan-pilihanku?
Tidakkah mereka tau, tumpukkan pilihan ini, hanya keluar, sebagai air mata

Tidak. mereka tidak tau. 

Sekarang. Pilihkan aku pilihan. Apa saja. Aku akan mengekor. :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails