Mungkin, saat ini, kau berjalan di tengah belukar tajam, dikasihani sinar rembulan, yang ingin engkau sampai secepatnya ke rumah. sampai dimanakah engkau berjalan sekarang, wahai engkau yang mencari jalan pulang. engkau, yang sengaja menyesatkan diri dan kemudian berpusing untuk kembali. kembali ke rumah. rumahmu yang nyaman. rumahmu yang kini merasakan sepi, rumahmu yang kini selalu mengantarkan rindu melalui angin-angin malam, menuju kamu. kamu yang tersesat. dan selalu ada rindu. namun sayangnya kau tidak mengerti arti sepi.
waktu, selalu mengajariku menunggu. di detiknya yang merangkak pelan, selalu terselip sebuah harapan. harapan tentang masa depan, harapan tentang kehidupan kita. tapi ketukan detak detik waktu ini semakin menjelaskan sepi. aku semakin rindu.
dan kini sampai dimanakah engkau berjalan? apakah kau tersesat semakin jauh, atau kau sengaja menjauh, atau kau sengaja berputar-putar di satu tempat, untuk sengaja membiarkan waktu, kembali mengajariku menunggu?
Untuk kesekian kali aku memulai pagi. dan masih menunggumu kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar