Selasa, 24 September 2013

Laras: Pigura

Sekarang hujan, pada malam di hari kedua kemarau. Walaupun dia ingin, aku yakin Laras tidak akan mengunjungiku pada saat ini karena ia tak suka kebasahan. Ia bukan tipe orang yang akan repot-repot menerobos hujan hanya demi makhluk sepertiku. Sulit membayangkan sosok Laras akan datang menemuiku di saat-saat begini, bahkan walaupun dengan ia menggunakan payung! Jika benar saat ini dia datang, maka pastilah untuk hal yang sangat penting baginya, dan, lagi-lagi, yang menguntungkan baginya. Namun begitu, aku juga pasti akan bahagia karena ia mau datang! 

Dan kemudian, aku memandangi Laras. Melihat senyumnya itu, hatiku merasa terbebas. Terasa jauh lebih ringan, terasa jauh lebih luas, terasa jauh lebih bebas. Bebas. Namun tetap di dalam kebodohan. Melihat raut wajahnya itu, akankah ia akan menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kelak? Akankah ia menemukan sosok yang membuatnya serasa bebas dalam kebodohan seperti yang aku rasakan sekarang? Akankah ia bahagia nanti dengan sosok itu? Sungguh, ketika kau denganku nanti, Laras, aku bahagiakan dirimu! Klise? Maka buktikanlah sendiri dengan tetap berada di dekatku! Akan kubahagiakan iblis tamak sepertimu ini, Laras.

Rasa ini sudah terlalu lama tak berbalas. Kau pasti tak kan tau, betapa sulit dan bahagianya menahan ini sendirian. Kau pasti tak kan tau, selagi kau sibuk beroportunis ria, ada seseorang yang akan rela dikacungi olehmu. Dengan rasa ikhlas, bahagia, dan... cinta? Cuih. Tapi itu memang nyata. Sungguh, saat aku berkata seperti ini pun, kau tetap tersenyum di depanku, Laras? Dasar kau monster! Setidaknya pasanglah sedikit wajah kasihan dan iba padaku, walau kau sedang berpura-pura!

Dan... Laras iblis.. kau tau, kau sangat manis dengan senyummu itu. Apakah gerangan yang akan membuatmu menangis? Apakah kira-kira yang akan membuat guratan-guratan wajahmu itu membentuk sebuah ekspresi yang bukan sebuah senyuman? Apakah yang bisa mengusir senyum itu dari wajahmu? Beritahu aku, dan aku akan menghilangkan senyum dari wajahmu, sekali saja. Agar kau marah padaku. Agar kau merajuk. Agar kau selalu ingat denganku. Lihat aku, Laras. Bahkan saat ini akupun ingin hadir dalam ingatanmu, walaupun dalam kenangan terburukmu. 

Dan, aku suka senyummu.

Tak henti-hentinya aku memandangimu malam ini, Laras. Walaupun malam ini kau hanyalah Laras yang hidup di dalam bingkai. Aku cukup bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails