Selasa, 14 Oktober 2014

Lembaran (yang kali ini) Tanpa Tulisan (part 5)

kayaknya untuk kedepannya saya harus belajar mensketsa dengan grid biar objek yang saya gambar lebih proporsional. Kemaren pas baru pertama kali menggambar di A3 jelas banget objeknya gak proporsional. Tangan dan kakinya kekecilan dan ukuran kepala yang gak sebanding dengan ukuran badan. Niat buat make grid sih udah dari dulu-dulu, tapi seperti biasa, MALAS INI UDAH MEMBABI BUTA DI OTAK DAN TUBUH SAYA *tampar-tampar pipi* *pipinya mimi*
namun seperti kata pepatah (sampai sekarang saya gak tau siapakah orang yang bernama pepatah tersebut? kayaknya orang yang sangat bijak), memang butuh banyak usaha untuk mencapai hasil yang maksimal. Untuk merasakan rasa kenyang, kita butuh usaha dulu untuk meraih sendok, menyuapnya ke mulut, menganga, mengatupkan mulut, mengunyah 32 kali hingga menelan. Bahkan kalo malasnya udah keterlaluan pun kita juga masih butuh usaha untuk mencapai rasa kenyang. Walau makan disuapin, dibikin bubur kalo males ngunyah pun kita MASIH HARUS MENELAN MAKANAN, PEOPLE! Semua butuh usaha untuk dapetin yang terbaik (ngomong sih gampang hahaha). 
Dan kali ini saya pun dihadapkan pada kenyataan bahwa hasil sketsa saya masih tidak memiliki proporsi yang pas (selain karena yang pas itu hanya milik Tuhan semata) :D


Gambar di atas pake h, 2b, 6b, dan 8b on A4 paper, dan saya agak puas lah dengan arsiran rambut~ lalala. Pada gambar terbaru saya ini objeknya (LAGI-LAGI!!!!) mepet ke kiri pemirsah :'( Tapi setelah saya berkonsultasi *pret* dengan salah seorang master realis yang saya temui di dunia maya, justru pemakaian free hand (tidak menggunakan grid atau garis bantu apapun) seperti saya inilah yang merupakan proses kerja keras dalam mensketsa. Dan sebaliknya, pemakaian garis bantu pun kata beliau bisa menjadi bumerang sendiri untuk kita karena bisa melemahkan insting menggambar. Kelemahan grid kata master tersebut juga banyak, udah kotor, ribet pula karena menggunakan skala (gampangnya kayak mau bikin peta jaman kita-kita SD dulu, gitu kira-kira). Namun, si master yang qana'ah dan tidak pelit ilmu itu juga bilang pemakaian grid sangat diperlukan untuk gambar yang objeknya lebih dari 1 dan sangat mendetail (kayak gambar prewedding saya kemaren itu. Bukan prewed saya, tapi saya bikin gambar orang yang lagi prewed. Jadi itu maksudnya gambar prewedding yang saya bikin kemaren. KENAPA TIBA-TIBA BISA RIBET BEGINI RATNA??!!!)
Dan si abang-abang/om om itu juga menitahkan kepada saya agar tetap menggunakan free hand untuk melatih insting menggambar, walaupun kagak ada mirip-miripnya juga, atau mirip sedikiiit, atau pun agak mendekati dan kurang persis dengan objek aslinya, gak masalah. Karena aa' kece gimbal tersebut bilang di situlah letak uniknya karena memiliki karakteristik sendiri. Dan kalopun mau make grid untuk mencapai kemiripan 90% juga terserah (karena sekali lagi yang 100% hanya milik Tuhan), tapi ya itu tadi lah resikonya.
Intinya, pemakaian grid ini ada baik dan buruknya.
Demikianlah.
Terima kasih kepada abang master dunia maya atas pencerahannya kepada tukang gambar amatir ini, semoga bang master murah rejeki dan dilancarkan segala urusan oleh Yang Maha Kuasa. Namun alangkah lebih baiknya rambut gondrong tersebut dipangkas rapi agar tidak menciptakan keraguan dan keambiguitasan yang mendalam pada orang-orang yang memandangmu dari belakang, bang. 

1 komentar:

Ameliarashop mengatakan...

Mr. Derby Romero-nya kak Ejijujejong ini yaaa
kok keterangan gambarnya gk ditulis kak? wkwkwk

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails