Selasa, 07 Oktober 2014

Oktober

Entahlah semacam keruwetan dan kebingungan akhir-akhir ini saya rasakan di awal bulan Oktober yang seharusnya indah ini. Sungguh jika ingin jujur saya akan menjadi pengecut saja yang ingin lari dari semua masalah dan perkara yang tiba-tiba saja masuk ke kehidupan saya. Namun jika begitu saya tidak akan pernah dewasa karena selalu menghindar dari masalah, apalagi membiarkan oranglain menyelesaikan masalah kita! Cuih.. Benar saya adalah seorang perempuan, akan tetapi jika saya selalu lari dan tidak menghadapi masalah tersebut sendiri entah kenapa saya merasa tidak gentle. Perihal gentle atau tidak nya seorang perempuan pun tidak usahlah dipermasalahkan walaupun akan menimbulkan hal-hal yang ambigu, karena sejatinya SUDAH TERLALU BANYAK KEAMBIGUAN DALAM DUNIA INI! Tak ada lagi hitam dan putih. Abu-abu sudah mendominasi setiap lapisan kehidupan. 

Masalah tersebut sama ruwetnya dengan rambut rontok yang ada di sisir saya yang sudah seminggu tidak dibersihkan ini. Kusut, kotor, bergumpal, dan bikin jijik. Iya, saya jijik dengan segala sesuatu yang membuat saya risih akhir-akhir ini. Dan saya juga jijik dengan diri saya yang masih belum mampu meluruskan dan mencari pangkal permasalahan dari kesemuanya. Sepertinya semua masalah ini saling mempunyai benang merah dengan masalah yang lain. Saya merasa ingin berada jauh dari rumah. Ingin merasa jauhhhhhhh dari semua permasalahan. Mungkin Itali merupakan tempat yang asik, atau Australia karena di sana ada kangguru yang selalu meloncat. Dan mungkin juga saya akan belajar meloncat-loncat jika berlari membuat saya terlihat seperti pengecut. 


Dan tidak ada yang bisa saya percayai 100% di atas dunia ini kecuali Tuhan Yang Maha Esa karena Ia lah yang selalu benar dan maha pemberi petunjuk. Apakah manusia memang benar begitu semuanya, atau malah jangan-jangan saya juga termasuk tipe yang demikian entahlah mungkin saja, karena saya bukan malaikat! 

Sungguh ini bukan masalah cinta-cintaan karena masalah cinta sudah terlalu cemen untuk dibahas pada dewasa ini, terlebih saya belum punya cinta walaupun telah mempunyai beragam hubungan dengan beragam orang. Dan cinta memang selalu menyisakan sakit jika akhirnya hanya cinta sendiri, kecuali tipe orang yang emang narsis yang memajang banyak foto diri di dalam kamarnya a.k.a narsis. Bahkan mungkin dia bisa mencintai dirinya sendiri, menikah dengan dirinya sendiri, dan kemudian melenguh sendiri dalam kegiatan masturbasi.


Aaaaahhh ingin rasanya membeli shower baru karena shower lama sudah rusak sehingga air yang tershowerkan kurang deras menshowerkan diri ini. Kemudian saya mandi berjam-jam membiarkan butiran-butiran air yang keras menghantam kepala saya yang sudah penuh dengan masalah yang bertumpuk. Mujur jika hantaman itu berhasil mengeluarkan sedikit saja permasalahan sehingga dengan demikian saya bisa mengeringkan badan lalu berjemur di atas atap rumah. 

Pagi tadi pun terlihat bulan begitu besar dan merah yang sepertinya ingin sekali melihat saya seperti ini. Oktober ini seharusnya bulan yang tenang dan tentram. 

Sungguh semua rasa yang ada bercampur baur dan ada hasrat serta dorongan untuk melempar kepala seseorang dengan sebilah kayu atau dengan sebungkus roti basi bila sebilah kayu akan membuat saya bertanggung jawab untuk membawa seseorang tersebut ke rumah sakit. 

Dan hendaklah manusia selalu bertanggung jawab atas pilihan-pilihan yang diambil, pun juga jangan terlalu merasa bertanggung-jawab atas semua hal karena kita tidak bisa ikut campur terhadap semua hal di dunia ini. Dan tanggung jawab memang hal yang sangat penting, apalagi bila menyangkut masa depan, apalagi bagi seorang perfeksionis yang sering ngomel bila diujung bajunya ada noda membandel yang tidak terangkat ketika mencuci.

Pun kejujuran sudah tak lagi bisa diperhitungkan keberadaannya saat ini karena sudah banyak sekali korban penipuan yang beredar di koran-koran pun yang beredar dari mulut ke mulut, pun juga yang beredar dalam hati saja karena malu merasa sudah kena tipu.

Dan saling menghargai adalah dua kata yang fosilnya dapat ditemukan dalam buku PPKN kurikulum 1994 yang tentu saja sudah dimakan rayap dan hampir lenyap. Merupakan sebuah sikap yang sangat bernilai dan mahal harganya bahkan tidak bisa diuangkan dengan mata uang apapun.

Dan uang, sekali lagi, UANG, memang penting. Tapi uang bukanlah hal yang bisa mengangkat derajat seseorang di mata tuhan. Tentu lain hal jika kita melihat dari kacamata manusia yang sudah terlalu bobrok dan mengagungkan setiap orang yang berdompet tebal. Namun syukurlah, tidak semua manusia bermental penjilat dan tidak semua manusia bisa dibeli dengan uang. Manusia punya harga diri. Tapi harga diri pun sama halnya dengan tanggungjawab, kejujuran, dan saling menghargai, tidak bisa dibeli dengan menggunakan mata uang manapun di seluruh jagat raya ini. 

Semoga yang membaca dapat memetik satu hal yangberguna dari tulisan yang tidak jelas mau dibawa kemana ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails