Minggu, 21 Juli 2013

Tentang Si Datar dan Si Aneh


Kebanyakan teman-teman bilang saya mempunyai ekspresi yang datar.
Teman kampus bilang saya ini tanpa ekspresi.
Senior bilang saya ini berwajah nge-blank.
Ibu saya bilang, ketika waktu kecil, saya jarang nangis, jarang rewel, jarang ketawa, anteng-anteng aja bawaannya.
Dua orang teman di komunitas baru saya, bilang saya cewek aneh.
Tetangga saya bilang saya sombong, jarang senyum.
Dulu pas jaman SMA malah ada seorang teman yang nyeletuk “Dasar autis..,” dan kemudian dia berlalu pergi.
Dan beruntung sekali ketika seminar kemaren, penguji malah bilang “Dia ini pintar banget manajemen ekspresi, ditanya macam-macam, dikerasin, ekspresinya sama aja kayak waktu sebelum ujian,”
...
-_-

Semua tanggapan orang-orang yang pernah berinteraksi dengan saya rata-rata lead to the same thing that I’m a weirdo and have a ‘flat’ expression.

Padahal sumpah, saya ini jujur bersikap apa adanya dan saya merasa bertingkah seperti orang kebanyakan (menurut saya sih) tentu aja yang nilai saya sendiri itu orang lain, tapi toh kebanyakan dari mereka hanya menilai saya setengah-setengah, dan selama saya meyakini hal tersebut, jujur saya gak memikirkan banget tentang bagaimana orang menjudge saya aneh. Tapi pikiran saya gak sejalan sama tangan. Sekarang tangan saya udah gatel pengen ngetik postingan tentang hal ini. Hal bagaimana saya dianggap, bagaimana orang-orang berpendapat tentang saya, dan bagaimana hal ini bisa terjadi. Semua akan saya kupas (emang jeruk dikupas -_-)

Beginilah saya memulai analisa. Berawal dari mengikuti tes kepribadian, dan setelah menjawab seluruh pertanyaan, maka hasil yang saya dapatkan adalah, saya seseorang yang mempunyai kepribadian ISTP (Introverted, Sensing, Thinking, Perceiving). Introvert 100% -_- , Sensing 53%, Thinking 63%, dan Perceiving 53%.

Di artikel tersebut, orang-orang ISTP ini mempunyai banyak akal dan mampu memutuskan sendiri tindakan yang perlu dilakukan dalam menghadapi masalah. Karena kepercayaannya pada hal yang logis membuat mereka menjadi seorang realis yang sering menjadi sumber informasi dan fakta untuk hal-hal yang mereka pahami dengan baik. Seorang ISTP senang dengan kesibukan dan melakukan hal-hal yang baru. Karena kepribadiannya yang introvert, mereka biasanya pendiam, senang menyendiri, menjaga jarak dan pemalu kecuali dengan teman baiknya. Karena pendiam dan kebiasaannya menyendiri, orang-orang di sekitarnya sering menganggap mereka sebagai antisosial dan dingin. Mereka juga sering menyimpan suatu hal untuk diri sendiri, bahkan untuk hal yang paling penting sekalipun. Karena kebutuhannya akan tantangan sering membuat seorang ISTP menjadi sembrono dan cepat bosan.

Saya emang cenderung tidak terbiasa untuk curhat mengenai apapun, masalah apapun, sedang dalam kondisi apapun. Entah kenapa, bukannya gak mau (katanya kan dengan curhat setidaknya bisa mengurangi beban) tapi saya emang gak bisa dan gak terbiasa. Sebelum curhat pada orang lain, saya kebanyakan mikir dulu, apa sih pentingnya masalah saya ini sama orang itu, saya bakalan ngerepotin orang lain gak ya, dan banyak lagi pikiran2 lain yang sukses bikin saya menelan sendiri permasalahan yang saya hadapi. Walaupun banyak sekali orang-orang yang menjadikan saya tong sampah atas permasalahan mereka, saya tetep gak bisa, plus, gak tau gimana caranya untuk memulai curhat.

Nah, karena saya cenderung menyimpan di dalam hati tentang apa yang saya rasakan selama bertahun-tahun, ternyata juga berdampak pada ekspresi dan cara saya menanggapi suatu hal. Mungkin sulit bagi orang lain untuk mengerti bagaimana kondisi saya. Ketika dalam becandaan, seorang teman yang saya rasa becandaannya sudah agak kelewatan, tapi teman tersebut bersikap santai saja karena ibaratnya ekspresi saya tidak mencerminkan bagaimana kondisi hati saya pada saat itu. (dan pernah pada suatu kasus, ketika ekspresi marah saya gak nyampe dan gak dipahami oleh seorang teman sebut, maka tangan saya lah yang berbicara. Bhahahak.. saya timpuk mukanya pake sendal. Ini serius :D ). 

Di ekspresi datar tersebut pun saya juga ingin mengklarifikasi bahwa, dalam kedataran saya tidak serta merta berisi ke-blank-an semata. Saya gak pernah blank. Saya ini observer, suka sekali mengamati dan berpikir misalnya kenapa orang tersebut bisa bertingkah seperti itu, kenapa kejadian ini bisa terjadi, blablabla, dan itu jarang saya diskusikan atau saya utarakan sama teman2 saya. Jadi ketika saya asyik berdiskusi dengan pikiran saya sendiri, tiba-tiba enak aja ada orang yang bilang saya lagi ngelamun. (dan dalam hati saya menekankan kepada diri saya sendiri bahwa saya gak akan menilai orang setengah-setengah!)

Lalu mengenai sikap autis, aneh, dan sebangsanya, saya ingin bilang bahwa, MAU DIAPAIN LAGI KEPRIBADIAN SAYA EMANG BEGITU. Serius deh saya udah berusaha untuk senormal mungkin. Lagian pengertian autis aneh dan sebagainya itu kan relatif. Lagian saya harus gimana biar dibilang normal? Apa saya harus membohongi diri sendiri dulu untuk memuaskan orang lain dengan merespon semua hal dengan apa yang mereka ingin dengar? Contohnya kondisi kayak gini:

KASUS 1
Saya: Menu berbuka kamu apa?
Teman: Saya gak puasa, (padahal cowok, dan Islam. Saya tau dia bercanda)
Saya: Lagi mens ya?
....
Dan si teman ini gak lagi bls sms saya.

Klarifikasi: Emangnya ada yang salah sama pernyataan saya barusan? Haha emang saya niatnya bercanda, tapi menurut saya bercandaan mengenai hal tersebut dengan cowok bukan suatu kekurang ajaran atau hal yang pantas untuk dimalukan, kan? Toh itu sudah kata-kata yang lazim. Di tipi aja banyak, bahkan sambil nonggeng-nonggengin pantat di tempat tidur (Revalina: anti kerut, anti bocor). Itu hal yang lazim banget kan? Kalo saya ngerespon dengan "Iiih.. kamu kok gak puasa sih, ntar dihukum Tuhan loh.." sumpah itu bukan saya banget. -_-

KASUS 2
Teman: kamu sakit yaa
Saya: iya nih.. flu..
Teman: cepat sembuh ya
Saya: mau tau warna ingus saya?
Teman: dasar aneh

Klarifikasi: Dimanaaa letak anehnya? Saya cuman nanya kayak gitu doang biar kita lebih akrab dan saya kira lelucon kayak gitu gak usah ditanggapin serius dengan bilang orang lain aneh. Cukup tanggapi aja lelucon orang dengan lelucon yang lebih aneh lagi. Ngerti?

KASUS 3
Di SMS
Teman: Saya sakit
Saya: sakit apa?
Teman: flu.. mau tau rasa ingus saya? (si teman ini udah mulai terbiasa bergaul ala saya)
Saya: Asinn pastinyaaa...
Teman: Baru kali ini saya bertemu wanita aneh seperti kamu, ingus aja mau ngerasain *merenung

Klarifikasi: GUWWEH INI CUMAN MELANJUTKAN CANDAAN ELOHH -_- 

5 komentar:

Ejhgrph mengatakan...

Ini memang benar adanya :)))

EJI mengatakan...

hahaha diatas saya adalah salah satu orang yang bisa nanggapin komen2 aneh saya dengan komen yang lebih aneh lagi >.<

hilman mengatakan...

Sumpah gaya nulis sama lu sama benget kaya gw. Berantakan ga jelas -_-

Cynthia mengatakan...

Benerr banget saya salah satunya.. :))

Bantul mengatakan...

Saya juga introvert dan Saya bangga

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails