Di sebuah malam minggu yang tenang si aku kembali memilih untuk berdiskusi dengan seorang teman lamanya, si saya. Diskusi yang cukup alot sebenarnya, karena topiknya pun sedikit rumit dan runyam. Lebih runyam daripada masalah "aku cinta kamu mas akan tetapi kamu kerap kali bermesraan dengannya maka wajarlah aku cemburu dan kemudian berselingkuh dengan pria lain yang lebih kaya darimu".
Saya: miris sekali ya, malam minggu ini kita hanya berdua bercakap-cakap. tak ada debaran, tak ada darah yang bergejolak hingga menyentuh kelamin, tak ada rabaan..
Aku: hei.. aku memintamu menemaniku bukan untuk menjabarkan tiap-tiap adegan percintaan ala remaja barat yang barusan kau tonton! dasar kau si otak kelamin! cobalah lebih serius sedikit. hidup bukan hanya berpusat pada hati dan kelamin, kau tau..
Saya: halah.. mending kayak saya, terang-terangan bilang kelamin kelaminan daripada si anu si itu, bilangnya "sayang kamu dengan tulus" atau "sayang kamu dengan ikhlas", atau "aku mencintaimu dengan sederhana". Padahal asal kau tau saja, benda tak bertulang di antara pahanya sudah menggelegak tak karuan ketika melihat cewek lain yang lebih seksi dan montok. Banyak yang seperti itu. Lain di mulut, lain di hati, lain di otak, lain di kelamin. Bullshit lah semua tentang cinta-cinta..
Aku: iya aku setuju denganmu, tapi jangan terlalu vulgar begitu lah, bayangkan kalau orang mendengar percakapan kita yang sebenarnya wajar tapi masih dianggap tabu seperti ini. Mereka bakal bilang "Ssst.. si Aku dan si Saya berduaan berbincang tentang kelamin loh!". Bisa salah paham jadinya. Kecuali kalo kamu ingin dituduh masturbasi. Apalagi orang-orang sekarang suka mendengar hal yang setengah-setengah. Dan belum lagi kalau kita membela diri, kita akan dibilang bohong. Orang sekarang kan juga suka dibohongi.
Saya: Iya juga sih. Lagian, wajar orang suka salah paham. Segalanya memang terlihat menipu di dunia ini. Tak ada yang benar-benar terlihat secara gamblang kebenarannya. Kecuali satu hal.
Aku: apa itu?
Saya: kelamin.
Aku: sial! kamu mau membuat page ini jadi mesum hah! Aku tau ini sudah malam, jadi tahanlah sedikit! Lagian sudah kubilang, aku memintamu menemaniku bukan untuk membicarakan masalah vulgar ini, dasar kau mesum! Aku ingin membicarakan hidup dan pilihan, sebuah hal yang lebih luas dari kelaminmu itu!
Saya: hahaha.. jangan emosi begitu lah. kau kan tau, orang-orang akan tertarik pada pembicaraan tentang seks. Anggap saja ini intermezo yang asik. Walaupun pada kenyataannya orang-orang yang mungkin mendengar kita akan menganggap kita kurang beradab.
Aku: kamu memang kurang beradab!
Saya: jadi, bagaimana kehidupan dan pilihan yang kamu pilih? jangan sampai kamu saya gampar gara-gara mengataiku kurang beradab sekali lagi..
Aku: aku ingin jadi Kugy dan Keenan
Saya: maksudmu, kamu ingin jadi biseksual?
Aku: cmon! jangan tentang sex lagi!
Saya: Kugy itu perempuan dan Keenan itu lelaki. kesimpulan apa lagi yang bisa kuambil selain kata biseksual?
Aku: Kugy adalah seorang pendongeng, dan Keenan adalah seorang pelukis.
Saya: mungkin kamu bisa jadi biseksual, tapi kamu tidak bisa menjadi segalanya. Maksudku, menjadi Kugy dan Keenan.. kau tidak bisa hidup didunia dengan keserakahanmu itu, bego. Kugy yang sebagai Kugy, dan Keenan yang sebagai Keenan, bisa bersatu karena mereka saling melengkapi. Kau tidak bisa menjadikanmu sempurna karena memiliki dua kemampuan. Hampir sempurna, mungkin. Tapi tidak sempurna. Orang bisa sempurna karena kekurangan itu sendiri. Orang bisa sempurna karena bantuan orang lain. Kelebihan dan kekurangan, itu pun hakikat manusia. Saling bekerja sama.
Aku: Bekerjasama sekalipun butuh kepercayaan tanggung jawab dan segudang hal lain yang rumit! Berurusan dengan manusia memang rumit. Sedangkan berurusan dengan kau saja sudah membuat aku pusing. Jika aku menjadi Kugy dan Keenan, maka tak ada hal yang perlu aku khawatirkan. Ketika aku jadi Kugy, aku tak perlu khawatir Keenan akan membatalkan kerja sama denganku dalam membuat sebuah cerita bergambar ketika aku tak mau diajak kencan olehnya. Begitu juga sebaliknya, jika aku jadi Keenan, aku tak perlu khawatir jika Kugy merajuk karena aku cuekin dan cerita bergambarku tidak selesai. Jika aku punya keduanya, aku bisa mengerjakan impianku dalam damai.
Saya: Kamu tidak akan pernah sukses jika memiliki banyak impian tapi tidak fokus pada satu apapun! lebih baik kamu pilih saja satu, dan kamu jadikan dirimu expert, itu jauh lebih efektif daripada kamu mengejar dua-duanya sekaligus. Kau ini seperti masturbasi saja.
Aku: Sialan. jangan bawa-bawa kalimat mesum itu lagi, brengsek!
Saya: saya bicara serius. Kau tidak akan bisa mengejar kesempurnaan dengan berusaha menjadi segala. Kau sempurna karena ada orang lain yang tidak sempurna yang membantumu menjadi sempurna. Dasar kau, sampai kapan kau akan pongah seperti itu hah? Kau harus bisa mengukur bayang-bayang. Kau mau terus-terusan dicap gila oleh orang-orang?
Aku: peduli setan!
Saya: kau harus peduli. sudah saatnya kau menurunkan egomu dan berhenti mencoba menjadi sempurna! sifatmu yang seperti itu memperparah kegilaanmu, tau!
Aku: heh brengsek, aku ini gila karena mereka melihatku berbicara denganmu!!!