Tante Iin Bombastis kerap kali berkata bahwa anak semata wayangnya ini adalah gadis sholehah dan santun pula. Hal tersebut mengingatkan saya akan suatu prahara naas yang sangat disayangkan menimpa gadis itu sehingga membuatnya teramat riskan. Di suatu pagi yang cerah JiJi yang saat itu tengah duduk di bangku kelas 2 SMP kerapkali diantar pergi sekolah oleh om zul fantastis hingga mencapai sekolah tempat si qonaah menimba ilmu. Tapi tak dinyana pagi itu rupanya om zul fantastis sedang ingin menyapa pagi dengan pergi bermain badminton. A'a Ojek pun akhirnya menjadi tumbal ketergesa-gesaan Jiji remaja untuk hengkang ke sekolah dengan sesegera mungkin.
Sesampainya di depan sekolah, rupanya tak dinyana dengan spontanitas tinggi tanpa pertimbangan matang dan dengan dilandasi kesantunan yang mengakar.. digenggamnya jemari A'a ojek itu dan diciumnya punggung tangan a'a ojek yang terpana sumringah melihat kesantunan gadis millenium yang satu ini.. Tak hanya sampai disitu, disodorkannya pula tangannya untuk meminta seonggok uang jajan yang memang biasa dimintanya kepada Om zul Fantastis.. Gadis itu terhenyak dan terpekur lama ketika disadarinya bahwa pria di hadapannya ini bukanlah Om zul Fantastis.. ingin rasanya ia mengulang hari.. Tapi apa daya.. Kenangan itu sudah pasti akan terpatri dalam-dalam di relung hati A'a ojek..
Tersenyum kecut gadis itu menyadari bahwa yang tersisa tinggalah seonggok sesal.. DAN MALUUUU!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar